Selama berabad-abad para peneliti mencoba memecahkan misteri bagaimana patung-patung raksasa Moai di Easter Island dipindahkan dari tempat pembuatannya ke seluruh pulau. Banyak teori telah diajukan, tapi tidak ada yang bisa menyamai kreativitas teori ini.
Ketika kita menyaksikan patung Moai atau situs-situs megalitik lainnya di dunia, kita sering berkata: "Pada masa modern ini, kita memindahkan batu-batu besar dengan truk dan derek. Karena pada masa lalu tidak ada teknologi truk dan derek, maka pastilah konstruksi situs tersebut dilakukan oleh alien atau kaum raksasa di masa lampau."
Banyak dari kita tidak menyadari bahwa cara berpikir seperti ini adalah sebuah bentuk kemalasan intelektual yang sayangnya sering dilakukan oleh banyak penulis best seller. Karena itu, beruntunglah kita karena memiliki para peneliti yang secara sungguh-sungguh menyelami cara berpikir arsitek masa lampau dalam usahanya menemukan teknologi konstruksi megalitik yang luar biasa itu.
Dalam petualangan saya menjelajahi internet untuk memuaskan hasrat kalian akan tulisan misteri, saya menemukan video ini. Sebenarnya tidak bisa disebut teori baru karena sudah pernah diulas oleh majalah national geographic edisi Juli 2012.
Saya tidak tahu bagaimana kalian menanggapinya, namun ketika menyaksikannya, hampir saja saya tertawa terbahak-bahak melihat bagaimana sebuah teori dieksekusi dengan begitu indahnya sehingga rasanya akan sangat sayang jika tidak saya share ke kalian.
Jika ada yang berbicara soal "berpikir di luar kotak", maka para peneliti ini jelas telah mempraktekkannya dengan sangat baik. Ingatkah kalian dengan Easter Island yang termashyur itu? Pulau misterius ini sering dimasukkan ke dalam daftar tempat misterius di dunia dan salah satu sebabnya adalah karena patung-patung raksasa yang tersebar di pulau itu. Patung-patung ini disebut Moai dan dibuat oleh para penduduk Easter Island yang hidup antara tahun 1250 hingga 1500 Masehi.
Terdapat hampir 900 patung Moai tersebar di seluruh pulau. Tinggi rata-rata patung tersebut adalah 4 meter dengan berat rata-rata patung sekitar 14 ton. Patung-patung itu dibuat dari abu vulkanik yang telah dikompres sedemikian rupa dari sebuah kawah yang disebut Rano Raraku. Hingga kini, di tempat itu masih bisa ditemukan banyak patung Moai yang belum selesai dikerjakan. Dari Rano Raraku, patung-patung itu diangkut dan dipasang di seluruh perimeter pulau. Ada patung yang bahkan diangkut hingga sejauh 18 kilometer.
Disinilah misterinya. Bagaimana patung-patung besar dan berat itu bisa diangkut dari Rano Raraku ke seluruh pulau? dengan cara apa? Selama berabad-abad, para peneliti telah mencoba untuk memecahkan misteri ini.
Bagi para keturunan penduduk asli Easter Island yang disebut Rapanui, tidak ada misteri disini. Ketika ditanya mengenai hal ini, Suri Tuki, salah seorang pemandu wisata di pulau tersebut, menjawab dengan ringan,"Patung itu berjalan."
Dan memang itulah yang diceritakan turun-temurun lewat tradisi Oral. Disebutkan bahwa seorang raja yang bernama Tu Kuu Lhu membuat patung-patung itu berjalan lewat bantuan dewa Makemake. Fast forward menuju abad 21, dua orang antropolog masa modern berusaha membuktikan jawaban ini dengan cara mereka sendiri. Mereka adalah Terry Hunt dari University of Hawaii dan Carl Lipo dari California State University yang bekerjasama dengan Sergio Rapu, seorang arkeolog yang juga mantan gubernur Easter island.
Kedua peneliti itu berencana membuat patung-patung Moai berjalan kembali. Awalnya, mereka melihat kalau patung-patung tersebut memiliki bentuk perut yang gemuk sehingga bisa dicondongkan ke depan dengan mudah. Selain itu, bentuk dasar patung yang berbentuk huruf "D" juga memudahkannya untuk digiring ke seluruh pulau.
Pada percobaan ini, sebuah patung dengan tinggi 3 meter dan berat 5 ton dibuat berjalan dengan bantuan tali dan 18 orang.
Berikut screenshotnya. 18 orang menggunakan 3 tali untuk menyeimbangkan dan membuat patung itu bergerak.
Patung raksasa itu benar-benar berjalan!
Tentu saja teori ini tidak bisa disebut yang "paling mungkin" atau "paling benar". Namun para peneliti ini sekali lagi membuktikan bahwa para arsitek masa lampau tidak membutuhkan teknologi canggih masa kini untuk menciptakan karya-karya yang megah. Dan semakin banyak teori praktis yang dikemukakan, semakin dekat pula kita kepada pemahaman akan budaya masa lampau yang luar biasa ini.
sumber:http://xfile-enigma.blogspot.com/2013/06/teori-penduduk-easter-island.html
Belum ada komentar untuk "Patung Easter Island Ternyata Berjalan Ke Lokasi"
Post a Comment